Komunitas Indonesia

Kelas Negarawan Muda
Kelas Negarawan Muda, salah satu gerakan dari Komunitas Turun Tangan

Politik kerap kali dikaitkan dengan orang tua dan terkesan kuno. Bahkan beban bagi anak muda yang tiap kali melihat isu politik yang terlalu bertele-tele. Untuk mengesampingkan opini tersebut, Komunitas Turun Tangan membuat project bernama Kelas Negarawan Muda (KNM) yang terbentuk seperti komunitas di dalam komunitas.

Kelas Negarawan Muda menjadi landasan lahirnya generasi Indonesia yang berjiwa dan berperilaku negarawan. Berjalannya komunitas ini untuk menciptakan wadah menumbuhkan jiwa negarawan, memberikan edukasi politik, dan kewarganegarawan melalui cara yang inovatif dan aplikatif, serta mendorong pemuda Indonesia untuk bersinergi dan terlibat aktif dalam kegiatan politik.

Kelas Negarawan Muda
Foto: Dokumentasi pribadi

Latar belakang para anggotanya pun beraneka macam. Ada yang mahasiswa baru hingga S2, pekerja, bahkan ada juga anggotanya yang lolos beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) karena menjadikan komunitas ini sebagai bahan untuk meraih beasiswa tersebut.

Komunitas ini terdiri dari beberapa divisi, di antaranya Divisi Kurikulum yang bertugas melakukan workshop relawan, bedah buku, rabu KNM, bedah film, dan olimpiade guru. Divisi Humas yang bertugas melakukan database dan maping komunitas/instansi, menjalin dan menjaring relasi. Divisi Multimedia yang bertugas melakukan kultwit relawan, tokoh negarawan, proposal compro, video compro, website, dan video open recruitment (oprec). Terakhir Divisi Manajemen Sumber Daya Relawan (MSDR) yang bertugas melakukan oprec, gathering relawan, trip relawan, capacity building, dan makrab.

Inspirator tahu gak sih, kalau selama ini olimpiade yang beredar hanya tentang cerdas cermat, matematika, dan sebagainya. Belum lama ini, Kelas Negarawan Muda membuat Olimpiade Kewarganegaraan tingkat Sekolah Menengah Atas. Unik bukan? Olimpiade ini disambut baik oleh sekolah-sekolah yang ada di Jakarta.

Kelas Negarawan Muda
Tim KNM sedang memaparkan materi di salah satu SMA daerah Jakarta| Sumber: Dokumentasi pribadi

Sudah lebih kurang selama satu tahun, KNM melakukan kerja sama dengan SMA Labschool Kebayoran untuk mata pelajaran Kewarganegaraan. Jadi saat jam pelajaran Kewarganegaraan, anggota KNM inilah yang mengisi materinya sesuai dengan kurikulum yang berjalan. Di setiap pertemuan, KNM menghadirkan pembicara yang sesuai dengan materi saat itu. Seperti halnya, mendatangkan perwakilan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) yang mengajarkan siswa untuk membuat Surat Pembaca. Para siswa juga pernah diajarkan bagaimana demokrasi yang baik, cara membuat film pendek tentang demokrasi yang ada di sekitar mereka.

Kelas Negarawan Muda
Foto: Dokumentasi pribadi

Gerakan dari komunitas ini yaitu untuk menumbuhkan jiwa para pemuda sadar politik. Dengan tagline #BelajarPolitikItuAsikLho!

 

Keep Breathing, Keep Inspiring!

Penulis: Indah Nurwijayanti

Editor  : Siti Ayu Handayani

Inspirator Freak

Komunitas Bogor
Peduli Indonesia merupakan project nasional dari IYOIN yang akan serentak dilakukan diberbagai daerah. Gerakan mengajar satu hari ini bertujuan membantu adik-adik kita agar wawasannya lebih meluas tentang harapan dan mimpi mereka. IYOIN mengajak kamu untuk turut ambil bagian dalam kegiatan Peduli Indonesia, khususnya untuk pemuda pemudi yang tinggal di Bogor dan sekitarnya.
Kamu dapat berkontribusi dengan mendaftarkan diri kamu sebagai fotografer dan videografer. Pendaftaran dapat dilakukan di link berikut:
🔎 www.iyoin.org/peduliindonesia (penempatan diri kamu akan disesuaikan dengan domisili kamu)
Kamu juga dapat berkontribusi sebagai donatur. Kamu dapat menyalurkan donasi kamu melalui link berikut:
Yuk berkontribusi untuk membangun pendidikan Indonesia.
LET’S SHARE AND SYNERGIZE.
Narahubung Peduli Indonesia Regional Bogor:
Firza 0857-8052-6672
Line: firzariany
Keep Breathing, Keep Inspiring!

SpeakUp by Youth Proactive
Mari

Hari ini, yang namanya anak muda gak bisa dilepasin dari yang namanya digital. Kalau dulu generasi kakak dan orang tua kita nempelnya sama TV, kita nempelnya sama internet.

Kita bangun pagi udah buka gadget, langsung cek Path atau SnapChat. Kita baca berita juga udah bukan dari koran cetak lagi. Lebih suka baca yang disebar temen di LINE atau Facebook. Habis bangun tidur, siap-siap, berangkat sekolah/kampus/kantor, kita yang di perkotaan biasa banget pake layanan transportasi online seperti GoJEK.

Bahkan lingkar pergaulan kita pun gak bisa dilepasin dari ruang digital. Sekarang kita juga lebih suka nonton seleb (dan nyeleb) di medsos, dari Twitter sampe YouTube, dari @radtherandom sampe Fathia Izzati. Jenuh sama sekolah/kampus/kantor? Rehat dulu main Tahu Bulat, gede-gedean skor sama temen. Mau belanja tapi males ke luar? Tinggal klik Bukalapak apa Tokopedia. Sampai cita-cita pun sekarang kita banyak banget pengin berkarir di startup yang bergerak di ekonomi digital. Dulu di depan komputer kesannya nerd, sekarang gaul di depan komputer itu hip banget!

Kalau dulu orang nyebut internet itu ruang maya (ruang semu), buat kita sih nggak kerasa maya. Nyata banget!

Tapi, konsekuensinya, sampai yang jeleknya pun juga muncul. Sekarang mau ngatain orang rame-rame aja tinggal mencet-mencet gadget. Muncul fenomena cyber-bullying. Berhubung nyebarin informasi juga tinggal klik share, tiap buka LINE gak jarang kita lihat gampang banget hoax menyebar. Terus, saking udah nempelnya kehidupan kita sehari-hari sama internet, suka heran nggak sih kalau barang yang kita cari kemarin di Google tau-tau bisa ada di rekomendasi Facebook? Heran gak sih kalau tiba-tiba kita suka di-spam SMS Dunkin Donuts pas lagi jalan–dapat nomer kita dari mana tuh? Terjadi juga kebocoran data privasi kita.

Dari realita hidup kita sebagai anak muda yang erat banget sama dunia digital, bulan ini Youth Proactive mengajak teman-teman buat sharing gagasan, pengalaman, dan ceritanya: apa sih kesempatan kita di dunia digital ini? Apa saja tantangan dan masalahnya?

#SpeakUp by Youth Proactive
Yuk ikutan #SpeakUp by Youth Proactive, diperpanjang hingga tanggal 30 September 2016! | Source: Youth Proactive

Di rubrik #SpeakUp website youthproactive.com kali ini, YP mengangkat tema tentang “Anak Muda di Ruang Digital”. Kalian bisa bikin:

– Foto/kartun esai (foto, kartun/karikatur yang disertai esai, ditulis dalam 100-500 kata);
– Esai (artikel non-fiksi populer berisi pendapat, pengalaman, ditulis dalam 500-1500 kata);
– Ulasan film/buku/musik/game (terkait dengan tema, ditulis dalam 500-1500)
– Cerpen (tulisan fiksi pendek, ditulis dalam 800-2000 kata);

Setiap tulisan yang masuk di rubrik #SpeakUp akan diapresiasi dengan mendapat gimmicks spesial dari Youth Proactive. Langsung aja kirim ke e-mail yproactive@gmail.com dengan subjek SpeakUp-Nama-JudulKarya.

Ditunggu karya keren dari teman-teman sampai tanggal 30 September 2016 ya! 🙂

Kalau bingung kalian bisa hubungi Bowo (0811 1665 026),

bisa juga ngobrol aja sama Youth Proactive di:

Facebook: https://facebook.com/YouthProactive/

Twitter    : http://twitter.com/YouthProactive

Email      : yproactive@gmail.com

 

Keep Breathing, Keep Inspiring!

Inspirator Freak

Komunitas Mitra Indonesia, Mitra Sehat Masyarakat Indonesia

Berbagi kepedulian bisa dengan  berbagai cara, oleh siapa saja. Seperti yang dilakukan Mitra Indonesia, komunitas sosial yang berbagi kepedulian dengan melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat marginal.

Adalah drg. Nany Rusadi, seorang pensiunan dari Kejaksaan Agung dan Bank Indonesia yang mencetuskan terbentuknya Mitra Indonesia. Ingin mendedikasikan dirinya untuk masyarakat di hari pensiunnya, Ia bersama rekan medis lainnya pun mendirikan Yayasan Mitra Indonesia.

Komunitas yang berdiri pada 14 Februari 2012 ini kemudian menjadi wadah bagi para dokter dan mitra medis untuk melakukan berbagai kegiatan sosial. Diantaranya, perbaikan dan pengadaan fasilitas kesehatan, edukasi kesehatan dan keterampilan, pemeriksaan kesehatan berkala, seminar Edukasi Kesehatan dan bakti sosial berupa pemeriksaan kesehatan gratis kepada masyarakat bersama Mitra Dokter.

Komunitas Mitra Indonesia, Mitra Sehat Masyarakat Indonesia
Pemeriksaan kesehatan (foto: Mitra Indonesia)
Komunitas Mitra Indonesia, Mitra Sehat Masyarakat Indonesia
Foto: MItra Indonesia
Komunitas Mitra Indonesia, Mitra Sehat Masyarakat Indonesia
Foto: Mitra Indonesia

Keberadaan Mitra Indonesia diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan fasilitas dan pelayanan sosial bagi masyarakat marginal maupun umum tanpa membedakan latar belakang, suku, ras dan agama, dengan memberdayakan potensi masyarakat dan sarana publik. Serta menjadi inspirasi bagi sesama relawan untuk meningkatkan pelayanan di bidang sosial.

Sumber: Mitra Indonesia

Keep Breathing, Keep Inspiring!

Penulis : Ifa Ikah

Inspirator Freak

Earth Hour
Earth Hour Malang dan beberapa komunitas melakukan aksi ZEDAR menuju Hari Bebas Emisi Sedunia.

Padatnya jumlah kendaraan bermotor di Kota Malang mengakibatkan kualitas udara turun lebih dari 70% yang disebabkan oleh emisi gas buang kendaraan. Emisi gas buang kendaraan melebihi ambang batas yang ditentukan akan membahayakan kesehatan dan merusak lingkungan.

Sebagai sebuah gerakan yang peduli terhadap perubahan iklim akibat aktivitas manusia, Earth Hour Malang menggelar aksi pengurangan emisi pada Minggu (18/9). Aksi yang dinamakan ZEDAR (Zero Emission Day Run) merupakan aksi pengurang emisi dengan berolahraga sekaligus memperingati Hari Bebas Emisi Sedunia yang jatuh pada 21 September hari ini.

Berkolaborasi dengan beberapa komunitas, yaitu YOT Malang, IFL Malang, Malang Berkebun, Barrampal, UB Runners, MFM Radio, Kejo Malang, Hilo Malang, dan Earth Hour Batu. ZEDAR diikuti oleh 35 peserta dari komunitas-komunitas tersebut.

Selaku Penanggung Jawab, Yudha Pratama mengatakan, “Kita nggak sadar kalau kita sendiri sudah terkena dampak pada emisi itu sendiri. Cara menangkal atau mengurangi dampak tersebut adalah lari. Lari dapat mengeluarkan toksin atau racun yang ada di dalam tubuh. Sebenarnya tidak hanya berlari, namun bisa juga menggunakan sepeda”, jelasnya.

Aksi ZEDAR dilaksanakan dengan berlari dan bersepeda bersama menuju pos-pos pemberhentian yang telah disediakan, antara lain dimulai dari Taman Kunang-kunang, Pasar Oro-oro Dowo, Taman Slamet, Rumah Makan Bebek Slamet, Taman Terompet, Taman Merbabu, dan kembali lagi ke Taman Kunang-kunang. Pada pos tersebut peserta ditantang untuk menyelesaikan misi permainan dan challenge untuk mengajak masyarakat lain agar mengurangi emisi gas buang kendaraan.

Dimulai dari pukul 07.00 WIB hingga 11.30 WIB, aksi ZEDAR diikuti peserta dengan antusias. Ashley Katya, salah satu peserta mengungkapkan, “Bagus aksinya, olahraga sambil main, apalagi komunitas yang diajak kan komunitas anak muda juga jadi kita semangat. Semoga segelintir orang di komunitas-komunitas ini bisa mempengaruhi orang lain dan menyebarkan pengetahuan soal bebas emisi ke depannya”, ujarnya.

“Kami mengharapkan masyarakat untuk selalu tidak menggunakan kendaraan bermotor ketika bepergian ke tempat yg dekat. Jika tidak punya sepeda, maka berjalanlah. Selain sehat, toh kita juga mengurangi emisi gas buang yang dikeluarkan oleh kendaraan motor tersebut”, imbuh Yudha.

Keep Breathing, Keep Inspiring!

Inspirator Freak

Campus citizen journalist
Sumber foto: Dokumentasi pribadi

Asa kemampuan menulis saat ini sedang menjadi tren kalangan kaum muda. Banyak media online maupun stasiun televisi yang bersaing ketat untuk menggandeng kaum muda. Salah satunya, stasiun televisi swasta di Jakarta, yaitu SCTV menarik kaum muda dengan hadirnya komunitas Campus Citizen Journalist yang berada di bawah naungan Liputan6.com. Tak hanya itu, Liputan6.com pun juga membuat komunitas untuk umum, yaitu Sahabat Liputan 6 yang digolongkan bukan status mahasiswa lagi.

Era kejayaan ngeblog pun sudah terjadi 2-3 tahun belakangan. Tapi tak semua orang suka untuk menulis dalam blog. Agar tidak menjadi penikmat media saja, Liputan6.com mengajak anak muda dengan menyumbang melalui tulisan, foto maupun video. Tulisan bisa diakses melalui forum www.liputan6.com. Tulisan yang ingin di-publish pun bebas. Untuk bisa tayang di Liputan6.com, nantinya tulisan itu akan dicek oleh tim editor dahulu.

Campus citizen journalist
Sumber foto: Dokumentasi pribadi

“Sejak Maret 2016, berdirinya Campus Citizen Journalist ini bertujuan untuk berbagi ilmu kepada teman-teman dan saya sebagai orang yang handle komunitas di Liputan6.com, saya seperti mempertemukan tim redaksi Liputan6.com kepada mahasiswa,” ujar Sulistyo Hadi, selaku Head of Community Liputan6.com.

Komunitas ini memiliki berbagai acara yang tentunya dinanti oleh mahasiswa maupun umum. Acara yang dibuat dalam skala kecil. Seperti Inspirato, yang diadakan setiap bulan dengan menghadirkan orang-orang yang dapat menginspirasi komunitas ini.

Tak jarang, Liputan6.com mengajak komunitas ini untuk bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti Pertamina dalam kegiatan Edu Trip, Wika, Pura Angkasa 2 dalam menyambut terminal bandara 3 Soekarno-Hatta, dan coming soon Toyota dalam acara Journalist Camp untuk menyambut Hari Sumpah Pemuda. Biasanya, anggota yang hadir dalam acara, akan diarahkan untuk menulis artikel dengan tema yang sesuai dalam acara tersebut. Nantinya, akan ada beberapa tulisan terbaik yang akan mendapatkan hadiahnya.

Komunitas ini tidak hanya diminati oleh mahasiswa dari Jabodetabek saja lho. Bahkan ada juga dari kampus di daerah Ciamis hingga Sumatera Utara. Untuk dari kalangan umum pun, mayoritas para blogger. Nah, bila kamu ingin karya tulisanmu dilihat banyak orang, tidak ada salahnya kamu gabung dalam komunitas ini kok.

 

Keep Breathing, Keep Inspiring!

Penulis: Indah Nur Wijayanti

Editor  : Siti Ayu Handayani

Inspirator Freak

Twitter: @InspiratorFreak

Facebook : facebook.com/InspiratorFreak

LINE : @inspiratorfreak (menggunakan @)

Nila Kresna: Berbicara Untuk Menginspirasi
NIla Kresna, Founder Komunitas Senang Bicara

Suka public speaking tapi gak interest untuk jadi host atau presenter? Suka public speaking tapi kurang percaya diri? Atau suka public speaking sekaligus ingin berkomunitas? Senang Bicara jawabannya.

Komunitas Senang Bicara adalah komunitas public speaking dan wadah berkumpulnya anak-anak muda Indonesia dan orang-orang yang tertarik untuk pengembangan diri . Senang Bicara melatih  bagaimana  berbicara yang baik dan benar, terstruktur, efisien dan efektif.

“ Konten dan konteks jelas, apa yang kita sampaikan bermanfaat untuk orang lain dan yang paling penting adalah ketika kita berbicara orang lain akan terinspirasi.” Ujar Nila Kresna, Founder  Senang Bicara.

Mendalami public speaking sejak tahun  2008 dan mengikuti kursus, Nila menyadari bahwa public speaking tidak hanya milik seorang host dan presenter tv-radio saja. Menurutnya, public speaking milik siapapun yang membutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, baik itu di rumah, sekolah, kantor dan kehidupan sosial.

“Kadang kita banyak bicara tetapi tidak tahu makna bicara kita apa. Misalnya seorang  bos, anak buahnya di kantor patuh ketika dia bicara. Tetapi ketika dirumah, anaknya tidak mau mendengarkan. Saya berpikir, alangkah idealnya jika suatu saat ada wadah berkumpulnya orang-orang yang belajar public speaking yang mungkin tidak mampu mengikuti kursus di lembaga pendidikan khusus, atau juga waktunya terbatas, atau tidak pede mengikuti.”  ujarnya.  Pada tahun  2011, akhirnya Nila mendirikan komunitas senang bicara.

Nila Kresna: Berbicara Untuk Menginspirasi
Nila Kresna bersama anggota komunitas Senang Bicara

Mengenai nama komunitas yang berbeda dan unik, Nila beralasan, cukup banyak komunitas yang sama memiliki nama public speaking. Ia berpikir penggunanaan nama berbahasa Inggris  terlalu berat dan terkesan untuk kalangan tertentu. Ia pun memutuskan memakai nama Senang Bicara ketika mendapat ide dalam sebuah perjalanan udaranya.

“Dengan nama senang bicara saya ingin membawa public speaking ke suatu image dan kondisi kita belajar, kita bicara yang baik dan benar tanpa memikirkan kita akan menjadi presenter dan host.” ujarnya. Nila mencontohkan, anak-anak muda sekarang idenya banyak tetapi mereka bingung untuk menyampaikan, kadang-kadang takut untuk menyampaikan dan ada juga yang bisa tetapi masih berantakan. Maka, dengan belajar public speaking mereka akan lebih percaya diri untuk menyampaikan gagasannya.

Nila berharap adanya komunitas ini bisa menjadi wadah yang berperan untuk memajukan anak-anak Indonesia, bagaimana mereka bersikap, bertutur kata, yang sopan dan santun serta menginspirasi untuk lingkungannya dan indonesia.

Nah, untuk Inspirator yang tertarik untuk belajar public speaking, bisa langsung cek www.senangbicara.com

Keep Breathing, Keep Inspiring!

Penulis : Ifa Ikah

Inspirator Freak

Mengabdi dari Sokola Rimba
Sumber: hipwee.com

Di dalam kesempatan acara Inspirato yang digelar di studio 8 SCTV, Butet Manurung selaku pendiri Sokola Rimba hadir sebagai pembicara yang menginspirasi anak muda.

Pendidikan tentunya sangatlah penting bagi setiap orang untuk bertahan hidup. Tapi, bagaimana dengan pendidikan untuk anak-anak rimba? Tentunya pendidikan formal tidaklah sama dengan anak-anak rimba. Butet Manurung, mendirikan Sokola Rimba untuk menyebarkan pendidikan bagi anak-anak di pelosok Indonesia yang belum mendapatkan pendidikan.

Apakah visi dan misi Sokola Rimba berjalan lancar? Suatu kegiatan apalagi sebagai pendiri Sokola Rimba yang pertama, tidaklah mudah. Banyak hal-hal yang harus ditempuh selama berdirinya Sokola Rimba yang sudah menginjak usia 13 tahun. Keterbatasan dana pun kerap dialaminya, maka dari itu ia harus mencari sponsor untuk tetap menjalankan Sokola Rimba.

Untuk berhasil menjalankan Sokola Rimba, Butet Manurung dan para pengajar harus melakukan pendekatan dengan anak-anak rimba. Salah satunya, mengenakan pakaian adat di sana, yang hanya berbalut kain untuk dijadikan celana maupun kemben. Memakai jilbab meskipun ia bukanlah seorang muslim, untuk menyesuaikan dengan masyarakat di Aceh.

Mengabdi dari Sokola Rimba
Tim Inspirator Freak bersama dengan Butet Manurung, pendiri Sokola Rimba (foto: dokumentasi pribadi)

Tantangan apa saja selama mengajar? Anak-anak rimba tidak bisa berbahasa Indonesia dan para pengajar pun juga tidak mengerti bahasa mereka. Inilah awal para pengajar untuk menyesuaikan diri. Para pengajar membuat kamus hidup selama tinggal di sana.

Seringkali para pengajar berpindah-pindah karena ditolak warga. Mereka takut dengan orang asing, karena mereka mengira para pengajar ini akan membunuh mereka nantinya. Tiap malam, para warga bergantian untuk berjaga sambil memegang parang. Bila pengajar melakukan kesalahan, mereka akan langsung mengusirnya dari wilayah sana.

Anak-anak rimba tidak bisa belajar dalam kelas dengan duduk manis di kursi dan meja belajar. Dengan proses belajar seperti itu, membuat anak-anak rimba menjadi sulit untuk konsentrasi dalam belajar. Mereka akan lebih suka dan cepat tanggap bila belajar di tanah lapang dan sambil guling-gulingan.

Sebagian besar masyarakat rimba buta huruf. Maka seringkali mereka ditipu dalam jual beli tanah. Dengan iming-iming, jika kamu cap jempol di kertas ini, nanti kamu akan dapat 5 karung makanan.

Pernah kegiatan belajar ini dilakukan secara mengumpat karena tidak mendapat dukungan dari masyarakat setempat. Ada kejadian di mana orang asing datang untuk mengambil tanah dengan cara menipu. Seorang anak yang dididik belajar secara mengumpat pun, meminta surat perjanjian. Lantas dengan sontak, sang pengajar pun kaget apakah anak itu bisa melakukannya. Bahkah sang pengajar pun mendapat ancaman akan dipecahkan kepalanya dari bapak si anak tersebut.

Alhasil, anak tersebut bisa membaca surat perjanjian itu. Membuat pengajar juga masyarakat rimba terpukau dan membuat Sokola Rimba mendapatkan izin untuk melakukan proses kegiatan belajar.

Pada dasarnya, anak-anak rimba lebih kritis dibandingkan pelajar di sekolah formal. Setiap materi yang diberikan, mereka selalu menanyakan kenapa harus belajar ini dan itu? Apa gunanya untuk kami? Mereka pernah diperlihatkan bagaimana kehidupan di kota, dan lagi-lagi mereka menanyakan hal yang sama. “Mereka kok betah duduk selama 8 jam sih, bu? Dengan meja yang luasnya tidak lebih dari 2 meter. Terus nanti duitnya dari mana? Mereka bekerjanya hanya duduk saja.”

Sejauh ini, Sokola Rimba berhasil menjalankan visi dan misinya di berbagai kota, di antaranya Jambi, Aceh, Jogja, dan Makassar. Untuk saat ini, Sokola Rimba akan memulai di wilayah Jember, Jawa Timur, wilayah setempat dengan tingkat buta huruf 1:3 orang. Untuk kamu yang ingin bergabung sebagai pengajar dan mendapatkan pengalaman berharga sebagai guru, tidak ada salahnya bisa langsung join ke situsnya di @rumasokola atau www.facebook.com/sokolarimba

 

Keep Breathing, Keep Inspiring!

Penulis: Indah Nurwijayanti

Editor  : Siti Ayu Handayani

Inspirator Freak

Twitter: @InspiratorFreak

Facebook : facebook.com/InspiratorFreak

LINE : @inspiratorfreak (menggunakan @)

Komunitas Pasukan Bijak Sampah
Sumber: Dokumentasi pribadi

Aksi sosial memang harus terus dibudayakan sejak dini. Terlebih, generasi muda saat ini masih jarang untuk mau dan terlibat dalam kegiatan sosial. Ada sebuah komunitas yang bergerak di bidang lingkungan, yaitu komunitas Pasukan Bijak Sampah (PBS). Merupakan komunitas gagasan dari Waste4Change. Dari namanya, tentu kalian sudah tahu dong, Inspirator. Ya, komunitas ini bergerak untuk memerangi pengelolaan sampah tidak bertanggung jawab dengan cara edukasi dan mencontohkan pengelolaan sampah terpadu. Tujuannya untuk mendekatkan masyarakat pada pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Bagaimana caranya?

Pasukan Bijak Sampah
Sumber: Dokumentasi pribadi

Pertama, para anggota yang tergabung dalam komunitas ini akan diajak pelatihan langsung di area komposting, tempatnya seperti Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, Recycle (TPS 3R). Di tempat ini, sampah bukan hanya diakhiri begitu saja. Namun, sampah akan dipilah berdasarkan jenisnya. Mereka akan diajarkan ada berapa jenis sampah yang kita gunakan sehari-hari, kemudian memilah sampah sesuai jenisnya. Dan kamu akan merasa menyesal, ketika mengetahui seberapa banyak sampah yang kamu hasilkan setiap harinya.

Pada saat sesi memilah sampah, kamu akan menyadari bahwa memilah sampah saat sampah sudah mencampur jadi satu itu sangatlah sulit. Maka dari itu, komunitas ini akan mengkampanyekan memilah sampah di awal, bukan di akhir. Jadi, jangan biasakan membuang sampah langsung pada tempatnya, melainkan pilah sampah dahulu pada tempatnya.

Inspirator, sudahkah kamu memilah sampah? Jika belum, yuk lakukan dari hal terkecil. Jika kamu terbiasa beraktivitas di luar rumah, biasakan menggunakan tumbler yuk! Gerakan kecil ini bila dilakukan dengan serentak akan meminimalisirkan penggunaan botol minum sekali pakai.

Aktivitasmu berkaitan dengan berkas dan dokumen? Nah, kamu juga bisa lho, menggunakan kertas bekas untuk mencetak dokumen. Atau kamu bisa juga mencetak dokumen dengan bolak-balik pada satu lembar kertas.

Pasukan Bijak Sampah
Sumber: Dokumentasi pribadi

Pasukan Bijak Sampah juga pernah diundang dalam kegiatan Clean Up Jakarta Day, gerakan membersihkan sampah di Jakarta dari Gelora Bung Karno hingga Bundaran HI. Tak luput, komunitas ini juga sering diundang dalam berbagai acara untuk mengkampanyekan kepada masyarakat yang hadir dalam acara tersebut.

Karena Pasukan Bijak Sampah berada di bawah naungan Waste4Change, agenda PBS juga ada berkebun loh. Berkebun dilakukan di Farm4Life. Di sini tempat di mana semua sampah yang ada di area komposting yang telah dipilah, akan dijadikan pupuk kompos maupun biji plastik. Dari hasil panen berkebun ini, bisa dijual kembali untuk para pengolah kebun itu sendiri, lho. Sedikit tindakan, luar biasa dampaknya. Apakah kamu masih enggan untuk merubah pola hidup #BebasSampah2020?

 

Keep Breathing, Keep Inspiring!

Penulis: Indah Nurwijayanti

Editor  : Siti Ayu Handayani

Inspirator Freak

Twitter: @InspiratorFreak

Facebook : facebook.com/InspiratorFreak

LINE : @inspiratorfreak (menggunakan @)

 

Transmania, Wadah Anak Muda Belajar Dunia Pertelevisian

Kamu suka menonton televisi? Pernah mendengar TRANSMANIA? Ini adalah salah satu komunitas yang cocok buat kamu yang tertarik dengan media pertelevisian. Transmania dibentuk untuk anak muda pecinta Trans TV, terbuka untuk siswa/i SMA maupun mahasiswa/i (18-22 tahun) dan komunitas ini dibina oleh tim Marketing dan Public Relation Trans TV.

Beragam kegiatan bisa kamu dapatkan bila bergabung di komunitas ini. Mulai dari menjadi crew off-air, supporting program, hingga requirement trans career. Wah, kebayangkan betapa serunya bila kamu ikut terlibat di balik layar televisi. Sekilas memang kegiatan yang dilakukan anggota Transmania seperti anak magang umumnya. Namun, masih banyak plus-plusnya jika menjadi anggota komunitas ini.

  1. Akses Masuk

Tidak semua orang bisa masuk gedung Trans TV seenaknya. Selain karyawan maupun anak magang, Transmaniapun juga bisa, kok! Dengan seragam komunitas, itu sudah menjadi IDnya mereka.

  1. Orang Pertama

Sebagai anggota, ibaratnya kamu ini kan juga masyarakat biasa. Tapi, kamu bisa jadi orang pertama yang tahu bagaimana proses sebuah program di Trans TV ini berjalan sebagaimana mestinya jika kamu bergabung di komunitas ini.

  1. Belajar Gratis

Ilmu itu kan bisa datang dari mana saja, kapan saja, dan kepada siapa saja. Mumpung kamu sudah berada di komunitas ini, manfaatin deh untuk menyerap ilmu dari pakarnya langsung. Kamu mau jadi kameramen? Tinggal nanya-nanya aja gimana cara shoot, ambil angle enaknya dari mana, dll. Begitu pula jika kamu berminat sama divisi lain.

Tapi, biasanya untuk nugas (sebutan tugas untuk anggota transmania), jobdesk selalu digilir. Mulai dari mengatur penonton, bagiin tiket, bantuin floor director, artistik, wardrobe, hingga ikut diskusi bareng tim kreatif.

  1. Ketemu Idola

“Bagai ditibang pulung!” Kalau kamu nugas, ternyata guest star-nya itu idola kamu. Wihh, siapa sangka jika selama ini hanya bisa menatap di depan kaca, sekarang kamu bisa menatapnya dengan mata telanjang. Terlebih lagi, jika kamu nugas dibagian wardrobe, kamu sendiri yang menyiapkan baju dan segala keperluannya mereka. Menarik bukan?

  1. Tidak Terbatas

Magang maksimal hanya 3 bulan, tapi untuk anggota transmania bisa seterusnya. Kebanyakan anak magang yang ditempatkan dibagian produksi itu jarang sekali, maka buat kamu yang menjadi anggotanya, banyak-banyak bersyukur karena bisa menyoba beberapa posisi di sana.

Transmania, Wadah Anak Muda Belajar Dunia Pertelevisian

Tidak hanya kegiatan dari Trans TV aja, tapi mereka juga punya program kegiatan lain yang tentunya untuk menjalin silaturahim sesama anggota, seperti diantaranya Kopdar Transmania, Transmania Broadcasting Camp, Jambore Trans TV, Kelas Kartini, dan Campus Ambassador.

Keep Breathing, Keep Inspiring!

Penulis: Indah Nurwijayanti

Editor  : Nindya Kharisma Cahyaningtyas

Inspirator Freak

Twitter : @InspiratorFreak

Facebook : facebook.com/InspiratorFreak

Instagram : @inspirator_freak

Web : www.inspiratorfreak.com

LINE : @inspiratorfreak (menggunakan @)

Skip to toolbar