Inspirasi Sedekah Awal Bulan ala Daeng Faqih

Halo Inspirator! Sudahkah Inspirator bersedekah pada hari ini? Semoga saja sudah ya. Kini, Inspirator Freak mau mengangkat kisah inspiratif Faqih Faturrachman, founder Sedekah Awal Bulan (SAB) dan trainer sekaligus praktisi internet marketing. Tim Inspirator Freak yang menemuinya di acara CIMB Niaga Academy Goes To Campus (CAGTC) pun berkesempatan mengenal lebih jauh tentang dirinya.
Mulai dari Loper Koran hingga Supir Mobil Jenazah

Faqih Faturrachman, pria kelahiran Tonasa, Sulawesi Selatan ini merupakan sosok yang telah mencicipi berbagai pekerjaan. Menjadi loper koran, pedagang keliling, hingga menjadi supir mobil jenazah pun pernah dilakoninya. Sebelum menjadi trainer dan praktisi internet marketing, pria yang akrab disapa Daeng Faqih ini mencoba berbagai macam usaha offline alias konvensional, seperti usaha kafe dan bimbingan belajar. Sangat disayangkan, sejumlah usaha tersebut berujung kebangkrutan.
Belajar dari Kebangkrutan

Perjalanan karir Daeng Faqih tidak hanya sampai di situ. Ia memutuskan untuk terjun di dunia internet marketing pada tahun 2012. Belajar dari kebangkrutan usaha sebelumnya, ia sadar bahwa tidak cukup hanya bermodal semangat dalam membangun usaha, ilmu juga dirasakannya tidak kalah penting. Dalam perjalanan mencari ilmu inilah ia berkenalan dengan banyak orang. Dari sana, ia kembali menyadari bahwa masih ada yang ia perlukan demi meraih sukses, yaitu dengan ber-networking.
Sedekah Awal Bulan, Berawal dari Hashtag Twitter

Awal mula gerakan Sedekah Awal Bulan terbentuk adalah dari inisiatif Daeng Faqih dan Rahma, sang istri. Mereka inisiatif tweet dengan hastag #SedekahAwalBulan untuk patungan sedekah. Rencananya, mereka akan membelikan uang yang terkumpul ke rekening Daeng Faqih untuk membelikan makan anak-anak yatim. Tak diduga, di pertama pengumpulannya yaitu pada 1 Maret 2013, telah terkumpul sekitar 7 juta di rekening Daeng Faqih. Jumlah ini 7 kali lipat lebih daripada target yang hanya 1 juta.
Daeng Faqih mengajak para audiens agar uang yang kita peroleh dari pekerjaan disedekahkan terlebih dahulu. “Saat terima rejeki udah semestinya sedekah dulu baru belanja, seringkali orang-orang jadikan sisa-sisa gaji sebagai sedekah”, ujarnya. Hal ini sesuai dengan motto SAB yaitu “Sedekah di awal, berkah terkawal”. Sedekah dianggapnya sebagai prioritas dalam upaya membantu orang lain yang membutuhkan.
Kelanjutan SAB dan Going Legal

Gerakan ini berlanjut, ditujukan untuk berbagai kalangan yang membutuhkan di daerahnya, Sulawesi Selatan. Guna menjalankan program sedekah secara rombongan, pernah ia dan sang istri menerima puluhan juta yang ‘dititipkan’ pemberi sedekah untuk disalurkan kepada yang berhak.
Kala menjalankan kegiatan SAB, rintangan pun tak ia pungkiri adanya. “Kendala di SAB, masalah di volunteer yang kadang datang dan pergi, serta kesibukan teman-teman yang punya kegiatan-kegiatan sendiri. Tapi, Alhamdulillah masalah lain yang krusial sebenernya ga ada”, ujar Daeng yang sudah menjadi trainer ke berbagai kota di Indonesia. Ia pun menambahkan: “Saya orangnya jalan dulu, baru kita pikir solusinya. Gerakan ini pun baru jadi yayasan setelah teman-teman kasih saran, sebaiknya legal. Kemarin baru ‘gerakan bawah tanah’ (masih informal), sekarang sudah jadi yayasan legal mulai Maret 2016”.
Pengurusnya dari Berbagai Latar Belakang

Status yayasan yang diperoleh Sedekah Awal Bulan jelas mengharuskannya memiliki tim pengelola. “Kita punya tim beberapa teman yang aktif di SAB, dari unsur pengusaha muda, anak-anak startup makassar, mereka sediakan waktu dan ilmunya untuk SAB. Ada juga dokter, perawat, mahasiswa, guru, dari latar belakang profesi yang bermacam-macam”, terang Daeng Faqih kepada tim Inspirator Freak.
Meskipun awalnya dapat dikelola sendiri bersama sang istri, kini SAB sudah semakin berkembang dan punya regenerasi. “Masuk tahun kedua, saya sadar butuh bantuan, baru saya ajak teman-teman yang lain dengan statusnya masih komunitas. Sekarang sudah ada dua periode ketua, Alhamdulillah kita punya regenerasi. Walaupun saya yang bikin, tapi harapan saya kegiatan ini bisa dikader lah“, tukas Daeng.
Pesan Daeng Bagi Komunitas

Terkait tujuan-tujuan positif dari berbagai komunitas sosial, Daeng menekankan bahwa yang dibutuhkan komunitas-komunitas tersebut adalah bagaimana mereka melakukan promote, share, dan branding komunitas supaya bisa eksis di internet. “Karena barang siapa eksis di internet maka dia akan jadi laris, itu fatwa Daeng”, kelakar Daeng Faqih.
Sementara, merespon antusiasme para perwakilan komunitas saat menyimak materinya, ia mengatakan: “Ada tiga tipe orang yang ikut workshop: yang pertama sekedar ikut untuk haha-hihi, yang kedua setelah ikut materi dia antusias namun kendor saat praktik, dan yang ketiga yaitu yang setelah ikut selalu bersemangat usaha praktikkan ilmunya”. Untuk yang seperti ini harus ada follow up, harus ada upgrade. Untuk langkah awal ini bagus, karena sedang booming-nya internet marketing”, lanjut pria yang juga CEO di Frame Insight Indonesia ini.
Keep Breathing, Keep Inspiring!
Penulis: Agung Tyanto
Editor : Siti Ayu Handayani
Inspirator Freak
Twitter : @InspiratorFreak
Facebook : facebook.com/InspiratorFreak
Instagram : @inspirator_freak
Web : www.inspiratorfreak.com
LINE: @inspiratorfreak (menggunakan @)





