Plant for Life 2016, Urban Farming di Hari Bumi

Halo Inspirator! Pernah dengar yang namanya urban farming? Memperingati hari bumi tanggal 22 April lalu, Young On Top Campus Ambassadors menggelar Plant For Life 2016. Acara yang dihelat di Atrium f3, fX Sudirman pada 23 April 2016 ini mengusung tema urban farming. Bagi Inspirator yang belum tau, urban farming merupakan satu konsep pertanian yang dilakukan di wilayah perkotaan. Berbeda dengan pertanian konvensional, urban farming memanfaatkan lahan-lahan terbatas di perkotaan, dengan media tanam beda dengan pertanian konvensional.

Dipandu duet MC Devi Oktalia dan Adi Miftah, Acara Plant For Life 2016 resmi dibuka. Dengan disusul dance performance oleh lima gadis yang tergabung dalam Star Girl, acara ini semakin menarik saja untuk diikuti.

Usai dance performance, acara dilanjutkan dengan sesi talkshow yang mengulas seputar kelestarian lingkungan. Idmand Perdina (Ketua Departemen Lingkungan Hidup BEM UI 2016), dan Priscilla Maulina Juliani Siregar (Miss Green Tourism Indonesia 2015) menjadi narasumber dalam talkshow ini.

Idmand Perdina yang akrab disapa Eto ini mengungkapkan sejumlah kegiatan yang dilakukan oleh BEM UI terkait pentingnya menjaga kelestarian lingkungan di kalangan mahasiswa, khususnya mahasiswa UI. Sementara itu, Priscilla menekankan pentingnya menjadikan Indonesia yang luar biasa kekayaan alamnya, agar dapat menjadi objek wisata yang ramah lingkungan.

Pada sesi berikutnya, pengisi acara merupakan seorang arsitek dan urban designer. Ya, Sigit Kusumawijaya yang merupakan pendiri architect & urban designer firm sigit.kusumawijaya itu memaparkan hal-hal menarik terkait urban farming. Ia memperlihatkan bahwa di perkotaan sebenarnya banyak terdapat space yang tidak terpakai, dan sangat berguna apabila dimanfaatkan untuk berkebun. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa dari lahan tersebut dapat diatur sedemikian rupa hingga bernilai estetika tinggi. Lahan yang awalnya tidak termanfaatkan dapat juga menjadi landmark untuk mempercantik dan menghijaukan suasana perkotaan.

Pria lulusan Universitas Indonesia dan juga Technische Universiteit Delft di Belanda tersebut juga berusaha memberi impact besar terutama untuk daerah perkotaan melalui gerakan yang digagasnya yaitu Indonesia Berkebun. Saat ini, Indonesia Berkebun telah memiliki 45 jaringan, tepatnya di 36 kota dan 9 kampus. Hal yang patut dicontoh Inspirator, selain membuka firma sendiri, Mas Sigit juga berupaya menebar kebermanfaatan ke masyarakat sekitar sesuai dengan bidang yang ia kuasai.

Talkshow selanjutnya diisi oleh Putri Ardila Mounda (Duta Lingkungan Hidup Depok 2015), Christopher Emille Jayanata (Founder Komunitas Organik Indonesia) dan Andry Wijaya (Founder Terminal Benih). Disini, para narasumber memberikan pandangannya mengenai urban farming. Putri Ardila Mounda, menjelaskan pada audiens tentang kegiatannya sebagai Duta Lingkungan Hidup Depok, terjun ke masyarakat guna menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.

Sementara, Christopher Emille Jayanata menjelaskan bahwa masyarakat kini terbiasa dengan pola hidup yang instan. Pria yang akrab disapa mas Emil ini mengungkapkan alangkah baiknya masyarakat belajar membuat sendiri pengganti produk instan yang biasa dikonsumsi. Mengkonsumsi nugget misalnya, alangkah baiknya kalau nugget dibuat sendiri. Hanya dengan mencincang daging ayam, lalu lumuri tepung panir dan telur, kita bisa membuat nugget sendiri yang dapat disimpan di lemari es untuk digoreng sewaktu-waktu. “Lebih terjamin higienis dan jelas tanpa pengawet, dibanding yang kita beli di supermarket”, ujarnya.

Di sisi lain, Andry Wijaya, pendiri gerakan Terminal Benih itu mengatakan bahwa yang menjadi tolok ukur dari kesuksesan gerakannya bukan berupa seberapa luas lahan yang telah ia berhasil tanam, akan tetapi lebih kepada perubahan perilaku masyarakat untuk lebih peka terhadap lingkungan. Tak hanya itu, gerakan ini juga mengupayakan agar setiap keluarga dapat mewujudkan kemandirian pangan dengan cara memanfaatkan lahan di tempat tinggalnya untuk ditanami dengan tanaman pangan. Waah…


Sesi hiburan dari Ferry Beat dan Shafinaz Nachiar turut memeriahkan acara ini. Kombinasi pertunjukan Ferry Beat dengan skill beatbox-nya dan Shafinaz Nachiar dengan suara merdunya ini mengundang decak kagum dari para penonton.

Selain itu Inspirator, acara ini juga mengajarkan kita untuk dapat memulai urban farming, lho. Pada sesi workshop menanam hidroponik yang diisi Sahlu Rizki selaku founder dari IC Hydroponics, penonton diberikan penjelasan secara langsung tentang cara menanam hidroponik yang simpel dan gampang banget diaplikasikan.

Adapun teknik hidroponik yang dicontohkan di workshop adalah cara menanam benih dengan menggunakan Rockwool. Untuk Inspirator yang belum tau, Rockwool merupakan media tanam yang umum dijumpai untuk urban farming. Rockwool dibuat dari kombinasi berbagai bebatuan seperti batuan basalt, batuan kapur, dan batu bara. Ia juga menjelaskan penggunaan bahan sederhana seperti botol air mineral dan kain flannel guna mendukung pertumbuhan tanaman hidroponik.

Pria yang akrab disapa Mas Rizki menjelaskan lebih lanjut mengenai cara meramu air nutrisi untuk tanaman, yang nantinya dapat tersalurkan melalui kain flannel yang sudah dipasang tersebut.

Di akhir sesi workshop, audiens dipanggil untuk sesi games. Pemenang sesi ini mendapatkan hydrophonic starter kit yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai media urban farming di rumah.


Performance dari Frida dan Eka yang menampilkan tarian Bali, beserta musical performance trio Charlie, Bella, dan Erizka menutup acara Plant for Life yang memperingati hari Bumi tersebut.
Wah, ngga hanya seru, tapi acara ini buat kita seharusnya makin sadar untuk menjaga bumi dan melestarikan keindahannya. So, Inspirator, mari take actions dari sekarang untuk melakukan perubahan nyata pada lingkungan kita. Kalau bukan sekarang, kapan lagi?
Keep Breathing, Keep Inspiring!
Penulis: Agung Tyanto
Editor: Lydia Kusdyanti Iasya
Inspirator Freak
Twitter: @InspiratorFreak
Facebook : facebook.com/InspiratorFreak
web : www.inspiratorfreak.com









