Forbes baru saja merilis daftar 30 Under 30 Asia yaitu deretan anak muda di bawah usia 30 tahun yang tinggal di kawasan Asia. Ternyata ada cukup banyak anak muda asal Indonesia yang masuk dalam pilihan Forbes di daftar tersebut.
Mereka yang masuk ke dalam daftar ini dinilai sebagai pemimpin muda yang menjanjikan, wiraswastawan yang berbakat ataupun game changer dan memiliki pengaruh serta inspirasi yang besar bagi lingkungan di sekitarnya.
Ada 10 kategori dalam daftar yang disusun oleh Forbes. Meliputi kategori Entertainment & Sports, The Arts, Media, Marketing & Advertising, Retail & Ecommerce, Finance & Venture Capital, Enterprise Tech, Consumer Tech, Social Entrepreneurs, Manufacturing & Energy serta yang terakhir Healtcare & Science.
Total ada 16 nama anak muda asal Indonesia yang masuk di dalam daftar. Bahkan yang usianya paling muda berasal dari Indonesia.
“Anggota termuda di daftar tahun ini adalah Yasa Paramita Singgih, 20 tahun, pendiri brand fashion Men’s Republic asal Indonesia,” tulis Forbes untuk kategori retail &Ecommerce.
Sedangkan musisi Indonesia yang kemarin menggemparkan dunia, Joey Alexander, 12 tahun, juga menjadi anggota termuda dalam kategori Entertainment & Sports.
Beberapa anak muda Indonesia yang bergelut di dunia teknologi dan masuk daftar misalnya Kevin Aluwi, pendiri dan Chief Financial Officer Go-Jek, Benny Fajarai, Cofounder Qlapa, Arief Widhiyasa, Cofounder Agate Studio, dan Ferry Unardi selaku Cofounder & CEO Traveloka.
Tiga nama pertama masuk ke kategori Consumer Tech dan Ferry Unardi dari Traveloka masuk dalam kategori Retail & Ecommerce.
Berikut daftar anak muda asal Indonesia yang masuk 30 Under 30 Asia susunan Forbes :
Heni Sri Sundani Jaladara, 28 – Founder, Smart Farmer Kids In Action & AgroEdu Jampang Community
Muhammad Alfatih Timur, 24 – Cofounder & CEO KitaBisa
Healthcare & Science
Mesty Ariotedjo, 26 – Cofounder, WeCare.id
Leonika Sari Njoto Boedioetomo, 22 – Founder & CEO Reblood
Nb : Sebelumnya di kategori Finance & Venture Capital, Forbes juga menyebutkan nama Moses Lo, 27 – Founder & CEO Xendit sebagai orang Indonesia. Ternyata saat dikonfirmasi oleh pihak detikINET, Moses Lo merupakan warga negara Australia. Tapi Ibu Moses memang keturunan Indonesia dan startup yang didirikan Moses juga beroperasi di Indonesia.
Ajang tahunan Grammy Awards ke-58 telah selesai digelar di Staples Center, Los Angeles, pada Senin (15/2/2016) waktu setempat. Ada 83 kategori pemenang ajang music bergengsi ini yang sudah diumumkan. Kendrick Lamar dan Taylor Swift merupakan musisi yang paling banyak memperoleh penghargaan dalam Grammy Awards kali ini.
Para Pemenang Grammy Awards | Sumber: www.whosay.com
Musisi yang paling banyak meraih piala pada tahun ini adalah Kendrick Lamar dengan lima piala. Salah satu piala tersebut juga ia dapat dari hasil kolaborasinya dengan Taylor Swift dalam video klip “Bad Blood”.
Lamar memawa pulang penghargaan untuk kategori Best Rap Album, Best Rap Performance, Best Rap Song, Best Rap/Sung Collaboration, dan Best Music Video. Taylor Swift pulang dengan membawa tiga piala dari kategori Album of the Year, Best Pop Vocal Album, dan Best Music Video.
Taylor Swift | Sumber: media.suara.com
Selain itu, pianis muda Indonesia yang kini sedang menjadi pusat perhatian, Joey Alexander gagal keluar sebagai pemenang. Meski demikian, Joey berhasil tampil dengan sangat memukau dalam malam penganugerahan itu dan mendapat standing ovation dari para musisi dan selebriti yang hadir.
Joey Alexander, Pianis Muda Indonesia yang Tampil di Ajang Grammy Awards ke – 83 | Sumber: cdn.sindonews.net
Berikut daftar lengkap pemenang Grammy Awards ke-58:
Record of the Year: Mark Ronson feat. Bruno Mars, Uptown Funk
Album of the Year: Taylor Swift, 1989
Lifetime Achievement Award: Ruth Brown
Best New Artist: Meghan Trainor
Best Rock Performance: Alabama Shakes, Don’t Wanna Fight
Best Musical Theater Album: Hamilton
Best Song of the Year: Ed Sheeran, Thinking Out Loud
Best Country Album: Chris Stapleton, Traveller
Best Rap Album: Kendrick Lamar, To Pimp A Butterfly
Best Pop Solo Performance: Ed Sheeran, Thinking Out Loud
Best Rap Song: Kendrick Lamar, Alright
Best Rap Performance: Kendrick Lamar, Alright
Best Rap/Sung Collaboration: Kendrick Lamar feat. Bilal, Anna Wise & Thundercat, These Walls
Best Alternative Music Album: Alabama Shakes, Sound & Color
Best Rock Album: Muse, Drones
Best Rock Song: Alabama Shakes, Don’t Wanna Fight
Best R&B Album: D’Angelo and the Vanguard, Black Messiah
Best Urban Contemporary Album: The Weeknd, Beauty Behind the Madness
Best R&B Performance: The Weeknd, Earned It (Fifty Shades of Grey)
Best R&B Song: D’Angelo and The Vanguard, Really Love
Best Traditional R&B Performance: Lalah Hathaway, Little Ghetto Boy
Best Dance/Electronic Album: Skrillex and Diplo, Skrillex and Diplo Present Jack Ü
Best Dance Recording: Skrillex and Diplo With Justin Bieber, Where Are Ü Now
Best Music Video: Taylor Swift feat. Kendrick Lamar, Bad Blood
Best Country Duo/Group Performance: Little Big Town, Girl Crush
Best Country Song: Little Big Town, Girl Crush
Best Music Film: Amy Winehouse, Amy
Best Rap/Song Collaboration: Common & John Legend, Glory
Best Pop Vocal Album: Taylor Swift, 1989
Best Country Solo Performance: Chris Stapleton, Traveller
Best Gospel Album: Israel & Newbreed, Covered: Alive Is Asia [Live] (Deluxe)
Best Gospel Performance/Song: Kirk Franklin, Wanna Be Happy?
Best Contemporary Christian Music Performance/Song: Francesca Battistelli, Holy Spirit
Best Contemporary Classical Composition: Stephen Paulus, Paulus: Prayers & Remembrances
Best Classical Solo Vocal Album: Joyce DiDonato and Antonio Pappano, Joyce & Tony – Live From Wigmore Hall
Best Classical Instrumental Solo: Augustin Hadelich, Dutilleux: Violin Concerto, L’Arbre Des Songes
Best Chamber Music/Small Ensemble Performance: Eighth Blackbird, Filament
Best Choral Performance: Charles Bruffy, Rachmaninoff: All-Night Vigil
Best Opera Recording: Saito Kinen Orchestra; SKF Matsumoto Chorus & SKF Matsumoto Children’s Chorus, Ravel: L’Enfant Et Les Sortilèges; Shéhérazade
Producer of the Year, Classical: Judith Sherman
Best Regional Roots Music Album: Jon Cleary, Go Go Juice
Best Folk Album: Béla Fleck & Abigail Washburn, Béla Fleck and Abigail Washburn
Best Blues Album: Buddy Guy, Born to Play Guitar
Best Bluegrass Album: The Steeldrivers, The Muscle Shoals Recordings
Best Americana Album: Jason Isbell, Something More Than Free
Best American Roots Song: Jason Isbell, 24 Frames
Best American Roots Performance: Mavis Staples, See That My Grave Is Kept Clean
Best Tropical Latin Album: Rubén Blades With Roberto Delgado & Orchestra, Son De Panamá
Best Regional Mexican Music Album (Including Tejano): Los Tigres Del Norte,Realidades – Deluxe Edition
Best Children’s Album: Tim Kubart, Home
Best World Album: Angélique Kidjo, Sings
Best Contemporary Christian Music Album: Tobymac, This Is Not a Test
Best Roots Gospel Album: The Fairfield Four, Still Rockin’ My Soul
Best Latin Rock, Urban or Alternative Album: Pitbull, Dale
Best Latin Pop Album: Ricky Martin, A Quien Quiera Escuchar (Deluxe Edition)
Best Comedy Album: Louis C.K., Live at Madison Square Garden
Best Spoken Word Album: Jimmy Carter, A Full Life: Reflections at Ninety
Score Soundtrack for Visual Media: Birdman
Best Reggae Album: Morgan Heritage, Strictly Roots
Best Latin Jazz Album: Eliane Elias, Made in Brazil
Best Large Jazz Ensemble Album: Maria Schneider, The Thompson Fields
Best Jazz Instrumental Album: John Scofield, Past Present
Best Jazz Vocal Album: Cécile McLorin Salvant, For One to Love
Best Surround Sound Album: James Guthrie and Joel Plante, Amused To Death
Best Remixed Recording, Non-Classical: Mark Ronson feat. Bruno Mars, Uptown Funk (Dave Audé Remix)
Best Engineered Album, Non-Classical: Alabama Shakes, Sound & Color
Best Historical Album: Various artists; The Basement Tapes Complete: The Bootleg Series Vol. 11
Best Boxed or Special Limited Edition Package: Various Artists, The Rise & Fall Of Paramount Records, Volume Two (1928-32)
Best Album Notes: Joni Mitchell, Love Has Many Faces: A Quartet, A Ballet, Waiting To Be Danced
Best Recording Package: Sarah Dodds, Shauna Dodds & Dick Reeves; Asleep at the Wheel, Still the King: Celebrating the Music of Bob Wills and His Texas Playboys
Best Arrangement, Instruments and Vocals: Maria Schneider, Sue (Or In A Season Of Crime)
Best Arrangement, Instrumental or A Cappella: Avi Kaplin, Kirstin Taylor, Kevin K.O. Olusola; Dance Of The Sugar Plum Fairy
Best Instrumental Composition: Arturo O’Farrill and the Afro Latin Jazz Orchestra, “The Afro Latin Jazz Suite”
Walau tidak memenangi 1 penghargaan pun, tapi 2 nominasinya di Grammy Awards merupakan prestasi yang membanggakan sekaligus sejarah bagi musik Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia tahun 2015 lalu menyebutkan bahwa perkiraan jumlah anak muda di Indonesia berjumlah 62,4 juta orang dan jumlah itu berpotensi meningkat setiap tahunnya. Jika dilihat dari jumlah perkiraan yang sebesar itu dapat ditarik kesimpulan, begitu besarnya peluang dan potensi yang dimiliki anak muda Indonesia untuk mengambil peran penting dan strategis bagi bangsa Indonesia.
President Director Indonesia Youth Forum (IYF), Fajar Kurniawan, Selasa (28/4/2015) sebagaimana dikutip dari Kompas.com menyebutkan bahwa Indonesia khususnya pemerintahan dan berbagai lembaga pendidikan di Indonesia mampu meningkatkan kapasitas dan kualitas sebagai anak muda yang berkarakter, berintegritas, berpengetahuan dan berketerampilan. Fajar juga menyebutkan bahwa pemerintah sebagai pimpinan sebuah negara harus membangun kesepahaman bersama di kalangan pemuda tentang pentingnya program pemberdayaan dan kewirausahaan sosial.
Pernyataan Fajar seputar pemberdayaan dan kewirausahaan sosial patut kita garis bawahi. Indonesia sejak dulu sudah dianugerahi semangat optimisme yang tinggi sebagai sebuah bangsa yang ingin terus menerus berkembang. Kita teringat dengan sosok Bung Hatta yang selalu menggelorakan semangat kemandirian ekonomi dari produk bumi untuk rakyat negeri sendiri. Sudah saatnya kita kembali bernostalgia dengan mengingat kembali memori itu serta menolak lupa bahwa sebagai bangsa yang besar dengan keberadaan generasi mudanya yang potensial plus keberagaman ide-idenya untuk mewujudkannya secara nyata, salah satunya melalui industri kreatif.
Joey Alexander Pianis Muda Indonesia yang Kiprahnya Menduni | Sumber: jadiberita.com
Anak Muda Indonesia bisa dikatakan potensial dan kreatif, kita bisa melihat sosok pianis muda Joey Alexander dengan karya-karyanya mampu membawanya ke dalam ajang sekelas Grammy Awards.
belum lagi sosok Joko Anwar sebagai sutradara muda Indonesia dengan film A Copy of Mind-nya yang sudah dibawanya keliling bersama Tara Basro dan Chicco Jerikho ke berbagai festival film dunia.
Sutradara “A Copy of Mind” Joko Anwar bersama dengan Maera Panigoro, Chicco Jerikho dan Tara Basro dalam acara Venice Film Festival | Sumber: Tristan Fewings/Getty Images Europe
atau Rini Sugianto, Animator Indonesia yang ikut bertanggung jawab menangani beragam film-film blockbuster Hollywood seperti The Hobbit, Avengers, Hunger Games, Dawn of the Planet of the Apes atau Ninja Turtles.
Rini Sugianto Animator Indonesia yang Menangani Animasi Film-Film Hollywood | Sumber: muviblast.com
Bisa juga melihat Bayu Santoso, mahasiswa pada umumnya namun berkat karya kreatifnya, ia berhasil memenangkan lomba desain cover album Maroon 5. Karyanya membuat para personel Maroon 5 jatuh hati, karena desainnya yang bagus. Karyanya pun berhak menjadi cover album Ke 5 dari Maroon 5.
Bayu Santoso | Sumber: Youtube.com
Semuanya memiliki kesamaan, bahwa mereka memanfaatkan kreativitasnya untuk bersaing, untuk berkontribusi lebih dan mengabdi kepada Indonesia. Mereka sebagian kecil contoh pengawal Indonesia agar tetap bisa bersaing di dunia ASEAN bahkan Global.
Memanfaatkan kreativitas anak muda Indonesia adalah peluang yang nyata yang harus diwujudkan secara nyata pula. Tangan-tangan kreatif anak muda Indonesia diyakini akan menghasilkan produk bernilai tinggi dan digemari masyarakat ASEAN bahkan Global. Generasi muda memiliki kreativitas dalam menciptakan produk, memadupadankan unsur seni dan bisnis. Ditambah dengan kehadiran serta mudahnya akses teknologi informasi dan komunikasi turut menambah peluang pengembangan kreativitas anak muda Indonesia. Indonesia selalu menanti anak-anak negerinya untuk berbuat lebih, mengawal Indonesia dengan baik agar namanya harum di kancah ASEAN dan global.
Keep Breathing, Keep Inspiring!
Seorang anak kecil dari Bali yang kini mencuri perhatian dunia melalui keahliannya dalam memainkan piano, dialah Joey Alexander. Kini Joey Alexander dipastikan akan tampil di Grammy Awards 2016 dan menjadikannya musisi Indonesia pertama yang masuk nominasi Grammy Awards sekaligus musisi pertama Indonesia yang akan tampil di ajang paling bergengsi di Industri musik itu.
Penasaran dengan keahlian Joey? Silahkan liat penampilannya melalui video di youtube. Semoga ini menginspirasi banyak anak bangsa untuk berprestasi di kancah dunia. Hidup Joey Alexander!
Beberapa waktu yang lalu kita sempat dihebohkan dengan berita adanya orang Indonesia yang mendapat nominasi di Grammy Awards 2016. Orang itu adalah Joey Alexander, yang menariknya ternyata umurnya sekarang baru 12 tahun. Ya, Joey Alexander lahir di Denpasar 25 Juni 2003. Pada usia 7 tahun Joey sudah menguasai berbagai teknik bermain piano sekaligus improvisasi yang menjadi kekuatan utama musik Jazz.
Pada 30 Mei 2015 kemarin, Joey menjadi musisi Indonesia pertama yang masuk ke dalam Billboard 200 dengan berada di peringkat 174 untuk debut album nya yang berjudul “My Favorite Things”. Ia kemudian masuk ke dalam nominasi Grammy Awards 2016 yang merupakan penghargaan tertinggi bagi musisi dunia dan ini merupakan musisi pertama asal Indonesia yang bisa menjadi nominasi Grammy! Wow!
Tidak sampai disana, Joey juga menjadi salah satu nominee termuda di Grammy Awards untuk 2 nominasi yang ia peroleh yakni Instrumental Jazz Album dan juga Best Improvised Jazz Solo. Tidak berhenti sampai disana, Joey sudah memastikan akan menjadi salah satu musisi yang akan tampil langsung di malam penganugerahan Grammy Awards 2016. Berita ini sudah dipastikan dari situs resmi grammy.com dan juga dari instagram Joey sendiri @joeyalexandermusic.
Kita doakan semoga Joey bisa mengukir sejarah dengan menjadi musisi pertama Indonesia yang berhasil meraih piala tertinggi di dunia musik, Grammy Awards. Jangan lupa kita bisa melihat penampilan Joey secara langsung melalui streaming di situs resmi grammy maupun tayangan di CBS. Terima kasih Joey sudah mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Terus berkarya dan menginspirasi!